#Faktanya Seperti Ini
Explore tagged Tumblr posts
mcrbxe · 11 months ago
Text
Tumblr media
Bertahan di suatu tempat yang tak pernah menjadi pilihanmu, tak mudah. dan ini, kedua kalinya untukku.
Dulu aku bertanya dalam diri, aku berhenti atau terus bertahan? Aku berpikir, apa jadinya jika aku berhenti? Tentu dunia tetap akan berjalan, hilangnya aku takkan pernah menjadi kerugian, siapalah aku melainkan manusia yang terkurung dalam jenuhnya pikiran.
Aku berhenti, akulah yang rugi tentang masa depan. Tetapi, jika tetap seperti ini, aku bak manusia bernapas namun penuh kegelapan. Apa yang harus kulakukan?
Dulu, warna yang terlihat ialah hitam, putih dan abu. Sekarang? Entahlah.
Pada faktanya, proses mendewasa serta menerima tak pernah mudah. Tiap manusia memiliki kisahnya, tiap kita memiliki jatuh bangun yang tentu sudah tertulis. Tak pernah mudah.
Delapan miliar jiwa. Tuhan, kenapa aku tetap merasa sendiri? Aku lelah. Aku ingin istirahat.
Kata mereka, hidupku mudah. Kata mereka, hidupku nyaman. Kata mereka, hidupku indah. Kata mereka, hidupku bahagia. Terima kasih Tuhan, kala itu kau membuatku tak terlihat menyedihkan.
Kali ini aku tak memilih untuk berhenti, pun tak berusaha berhenti layaknya kala itu. Kini, aku ingin mencoba beralih, namun aku ditentang. Pandangan manusia masih terlihat menyeramkan.
Tuhan, aku terpaksa. Tolong mudahkan.
Tuhan, aku terpaksa. Tolong jangan tinggalkan.
Tuhan, aku terpaksa. Tolong kuatkan.
Tuhan, aku terpaksa. Tolong sabarkan.
Tuhan, tolong aku hingga rasa tertekan yang ada, kelak menjadi syukurku yang paling tinggi.
11 Januari '24
71 notes · View notes
kayyishwr · 5 months ago
Note
mas gimana caranya menghadapi orang yang antara tulisan dan perbuatan tidak sejalan... misal tulisannya sok alim, sok suci, sok agamis, sok asik... Tapi kelakuannya suka menghina, suka ngibah, suka merendahkan, sombong, angkuh, dll
sudah sejauh mana kita kenal sama org lain sampe bisa bilang begini?
kalaupun faktanya begitu, sudah sejauh mana kita nemenin, sambil ingetin, trus arahin supaya ga seperti itu
dan sudah sejauh mana kita doain supaya dia berubah?
dan bisa jadi pertanyaan ini bagian dari menghina, ngibah, merendahkan, sombong, angkuh dll karena kita menulis untuk mencari pembenaran bukan kebenaran
25 notes · View notes
belantaraaksara · 5 months ago
Text
Tidak berjudul, baca saja omong kosong di bawah ini. Jika tertarik, sempatkanlah berkomentar, caci maki juga boleh. Jadikanlah ruang komentar sebagai ruang bebas kritik.
"Lebih mulia jika dianggap buruk namun sebenarnya baik, daripada dianggap baik tapi sebenarnya buruk" kata sebuah quotes di google. Hehe.
Beberapa kali tampak didepan mataku orang-orang suci itu bertikai karena sesuatu. Entahlah. 🎭 Ilmu yang telah ditimba sejak dini sampai dewasa hingga ke pelosok-pelosok negeri China itu dikemanakan?
Manusia tetaplah manusia. Kita semua berpakaian di hadapan manusia dan telanjang di hadapan Tuhan. Kita semua pembenci, serakah, sombong, dan selalu merasa diri sudah baik. Seperti halnya dalam cerita di golongan kaum Bani Israil, yaitu Khali dan Abid sang ahli maksiat dan ahli ibadah. Kira-kira begitu lah, dan faktanya di zaman ini merajalela yang seperti itu.
Ahh biarlah, panjang umur untuk semua hal-hal baik. Semoga selalu diberikan kesehatan dan dilimpahkan rejekinya. Karena membenci dan me-review keburukan orang lain butuh tenaga dan materi untuk mengisi perjamuan di atas meja-meja pergibahanan.
Sesekali cobalah untuk menggali lagi lebih dalam diri sendiri. Mungkin kita lupa perihal itu lantaran terlalu fokus belajar, menilai banyak hal dan mengejar sesuatu.
••••
Hmmm. Oke. Tulisan diatas hanya omong kosong yang gue buat yah. Jangan diseriusin. Gue cuma orang goblok yang tersesat dan terlena oleh keadaan. Tapi jangan khawatir, "karena sejauh jauhnya kita tersesat, pada kebenaran lah kita kembali" kata Buya Hamka pada suatu ketika. Bismillah.
••••
Ya Allah, jauhkan hamba dari sifat dengki dan serakah. Jauhkan hamba dari perasaan membenci saudara sendiri. Bukalah pintu hati hamba agar selalu bisa menebar kebaikan. Dan ya Allah, rengkuh aku dengan sapa dan anugerah mu. Hamba jenuh berjalan di gelapnya ketersesatan ini. Hamba ingin kembali kepada kebenaran tanpa menjadi manusia yang munafik. 🤲🏼
Aku tidak butuh harta, aku tidak butuh uang, aku hanya ingin terbang dan ruang dimana aku benar-benar merasa nyaman akan kebaikan di dalamnya. Hingga tibalah waktu dimana aku benar-benar harus pulang.
Jakarta 18/6/2024
Fadliansyah Ramadhan
26 notes · View notes
juliarpratiwi · 2 months ago
Text
Mendidik Jiwa
Saat pertama aku tahu kemungkinan alasan dibalik perubahan sikap mereka. Aku spontan menyampaikan maaf meski tidak tahu salahku apa, kemudian belajar menerima dan memaafkan mereka juga meski tidak pernah ada permintaan maaf dari mereka. Menjalani hari-hariku seperti biasa diiringi banyak perlakuan yang menurutku menyakitkan sampai terkadang membuat sedih 'kok mereka sekarang sejahat itu?' Tapi aku belajar untuk memaklumi, mereka pasti punya alasan yang tidak aku tahu, mereka mungkin nyamannya begitu agar jelas hitam dan putih diantara kami.
Beberapa waktu dikala jengah dengan perlakuan tersebut, aku pernah memiliki keinginan 'suatu hari nanti mereka harus minta maaf sama aku.'
Belakangan aku sadar, bahwa penilaian mereka tentang aku, kesalahpahaman mereka tentang waktu itu, bukan urusanku. Allah tahu bagaimana faktanya. Tenang saja. Aku menyadari untuk apa aku punya keinginan seperti itu? Hanya akan membuat congkak egoku saja. Mungkin baru hampir 5 tahun aku diperlakukan seperti ini tapi jauh lebih banyak tahun-tahun dimana aku diperlakukan baik oleh mereka dan menerima banyak kebaikan dari mereka. Mereka orang baik kok, meskipun pilihan sikap yang mereka tunjukan tanpa sengaja menyakiti aku. Mereka tetap orang baik, yang mungkin kebaikannya sudah tidak boleh lagi aku terima (saat ini). Gapapa kok, aku akan belajar mengerti.
Maka aku memutuskan untuk memaafkan mereka dengan maaf yang murni, maaf yang tanpa harapan apapun. Maafkan saja terlepas bagaimana sikap mereka kepadaku. Aku memaafkan. Bukan untuk membuktikan kalau aku baik dan mereka orang dzalim. Bukan. Tapi justru karena kebaikan-kebaikan yang pernah mereka berikan itulah yang seharusnya selalu aku ingat. Dan rasanya tidak adil kalau aku membalas perlakuan mereka hanya untuk menunjukan bahwa aku adalah pihak yang benar. Aku memaafkan karena aku mencintai yang memberi takdir indah ini. Aku memaafkan karena aku lebih ingin diberi kebaikan oleh Allah Yang Maha Baik.
Bu, pak. Terima kasih untuk banyak kebaikan yang telah diberikan. Allah yang balas ya bu, pak. Semoga suatu saat nanti Ibu dan bapak bisa memperlakukan aku lagi selayaknya orang yang dikenal, selayaknya saudara seiman. Mungkin itu terjadi kalau nanti ibu dan bapak sudah memaafkan aku. Gapapa.
Terima kasih banyak bu, pak. Aku juga minta maaf karena banyak salahnya.
Aku memaafkan.
17 notes · View notes
milaalkhansah · 11 months ago
Text
Menjalani Hidup Semampu Kita
Bulan ini, aku ikut 3 kelas penulisan intensif. Satu kelas full pake model & diskusi grup, dua kelasnya lagi webinar satu hari.
Semenjak bukuku terbit, "pressure" untuk bisa menjadi penulis yang lebih baik lagi membuatku memutuskan untuk melatih skill nulisku ini dengan rutin mengikuti berbagai perlatihan atau kelas. Entah itu yang gratis maupun berbayar. Selain karena itu, beberapa waktu belakangan ini, aku mulai memikirkan untuk berganti pekerjaan menjadi freelancer writer setidaknya beberapa tahun lagi. Makanya aku berusaha untuk menyiapkannya dari sekarang.
Dari tiga kelas itu, ada salah satu mentornya yang membagikan kepada kami bagaimana habit beliau dalam belajar menulis. Beliau bercerita kalau dia belajar nulis itu sama seperti lagi kuliah. Jadi beliau membagi 15 keterampilan menulis yang dia ingin pelajari dalam waktu per dua hari selama sebulan. Jadi satu skill nulis itu beliau pelajari 2 hari, dan begitu terus selama bertahun-tahun. Kebiasaan tersebut mengantarkan beliau menjadi seorang penulis lepas di berbagai platform, menerima berbagai perhargaan dan mendapatkan klien hingga dari luar negeri.
Aku yang bercita-cita pengen kayak beliau, mencoba untuk mengikuti kebiasaan belajar nulis yang dia lakukan.
Hasilnya?
Benar. Aku nggak sanggup wkwk.
Alasannya? Kita punya kesibukan yang berbeda. Aku kerja Senin-Jumat, dari jam 7 sampai 4 sore. Pulang kerja— karena aku tinggal sendiri jadi gak ada yang bisa diandelin untuk mengurus pekerjaan rumah seperti beres-beres, nyuci, dan masak buat makan malam—jadi aku kerjain semuanya sendiri. Bisa dibayangin, kelar itu semua udah secape apa aku. Wkwk.
Sedangkan dia hari-hari emang full nulis. Energi dia ke pake full untuk nulis.
Di mana ada kemauan, pasti ada jalan.
Yah. Terkesan banyak alasan sebenarnya. Tapi mau gimana? Kita punya kesibukan yang berbeda-beda. Jadi prioritasnya pun pasti beda. Capeknya juga jadi beda.
Jujur, aku sempat paksa diriku untuk bisa. Untuk mampu kayak dia. Aku sempat merasa diriku membuat teralu banyak alasan, berpikir kenapa aku teralu lemah, atau mungkin karena aku seseorang yang malas berusaha saja.
Tapi pada akhirnya aku mengaku kalah. Aku gak bisa mengikuti cara belajar dia. Karena aku tipikal orang yang gak bisa maksa belajar dalam keadaan aku capek. Mau seberapa keras pun aku memaksa untuk bisa memahami apa yang sedang aku pelajari, kalau tubuh aku menolak, dan meminta untuk istirahat. Yah, percuma.
Sehingga cara belajarku selama ini adalah aku hanya bisa belajar dalam keadaan yang sudah terkondisikan; jauh dari distraksi, dan dalam kondisi tubuh yang nyaman.
Jadi alih-alih memaksakan diri, aku lebih suka untuk pergi tidur saat ngantuk, atau ambil istirahat sebentar terus lanjut belajar lagi saat aku udah merasa lebih baik.
Dari sini aku belajar kalau ternyata kita gak perlu untuk selalu memaksa diri untuk bisa kaya orang lain. Untuk mengaplikasikan apa yang orang lain lakukan. Untuk 'mencontek' cara orang lain. Ataupun menelan mentah-mentah tips yang diberikan.
Karena faktanya, apa yang berhasil di orang lain. Belum tentu akan berhasil di kita.
Kita bisa saja mengambil cara orang lain dalam melakukan sesuatu sebagai insipirasi. Tapi jangan menjadikan itu sebagai patokan satu-satunya cara untuk bisa mendapatkan hal yang sama seperti dia. Alias, coba mulai adaptasi dengan melakukan perubahan. Cari cara atau jalan yang membuat kita nyaman sehingga tidak perlu mengabaikan hak-hak tubuh kita yang lain, istirahat misalnya.
Dulu, aku selalu merasa bangga saat aku tidur larut malam karena belajar ataupun bekerja. Karena di otakku tertanam sebuah pemikiran bahwa orang yang sedikit tidurnya itu adalah calon orang-orang yang sukses. Dan aku mau menjadi bagian dari 'calon orang-orang sukses itu'.
Tapii, aku mulai rasa pemikiran itu keliru dan mulai menyesal saat aku sadar bahwa bisa istirahat dan tidur nyenyak adalah sebuah kesuksesan yang tidak semua orang dapatkan. Lagian, misalnya kelak nanti aku jadi orang sukses tapi dengan tubuh yang sakit-sakitan. Yah apa gunanya? Sebab yang namanya kesehatan itu gak akan bisa kebeli mau seberapa banyak pun uang yang kita punya.
Tak hanya soal cara belajar—dalam banyak hal apa pun itu. Sepertinya kita gak bisa menelan mentah-mentah alias mengikuti semua cara yang orang lain lakukan. Misalnya dalam menggapai sebuah kesuksesan.
Karena jangankan dari segi cara mendapatkannya. 'Definisi' sukses itu sendiri saja kita gak harus sama dengan orang lain.
yah intinya sih semua cara dalam mendapatkan sesuatu yang berhasil di orang lain ya itu karena mereka udah melakukan trial dan error . Alias mereka udah mencoba banyak cara hingga mendapatkan cara yang paling pas dengan mereka. Tentunya dibarengi dengan pemahaman akan diri dan tujuan yang mereka ingin capai.
Sehingga nggak papa kok, kalau kita gak mau mengikuti cara orang lain. Kalau kita mau membuat 'jalan' kita masing-masing.
Karena menjalani hidup semampu kita bukanlah sebuah kesalahan. Karena mengusahakan sesuatu sesuai kesanggupan kita bukanlah sebuah kelemahan. Karena memiliki hidup yang gak sesuai standar kebanyakan orang bukanlah sebuah kegagalan.
21 notes · View notes
puan-poetry · 6 months ago
Text
Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Tapi, masa kamu disini-sini saja?
Dan kota ini, pernah begitu menyenangkan Kedai kopi yang dulunya cuma bisa dihitung jari, sekarang menjamur tumbuh di setiap sudut kota ini Resto cepat saji kesukaan berubah jadi yang paling kemusuhan karena mendukung gerakan Zionisasi Jalan lengang, lampu kota bahkan gang sempit bisa jadi sumber haha hihi Dari ber-3 jadi ber-8, dari ber-dua hingga menjadi forum terbuka  Perihal jam pulang, ah sudah lah tidak usah kutuliskan 
Hal yang dulu dilakukan bersama banyak orang hingga sekarang akhirnya kulakukan sendirian Sedih?..... Tidak Menyadari bahwa manusia adalah makhluk dengan energi kinetik membuatku sadar bahwa ternyata tidak seharusnya kita disini-sini saja dan begini-begini saja.
Seperti teman-temanku, aku juga melangkah menaiki tanggaku sendiri  Ini bukan perihal tangga mana yang lebih tinggi, tapi tentang kesadaran bahwa tangga ini terasa sulit dinaiki karena akhirnya kita berjalan dan menaikinya sendiri-sendiri
Aku masih keluar masuk kedai kopi kesukaan hanya untuk mencari sumbu dalam kepala yang berapi-api Mungkin masih dengan komputer jinjing, gawai, materi dan teori para ahli Kerap sibuk dengan kupas-mengupas rumusan masalah dan objek penelitian Sesekali berteman jika ada pesan ajakan pertemuan dan yang terpenting, sepenuhnya sekarang aku sadar bahwa kemampuan untuk mentakan "iya" kepada orang lain juga harus sebesar itu kuberikan kepada diriku sendiri.
"Faktanya, di titik tulisan ini membentuk satu prosa. Aku menyadari bahwa aku yang disini-sini saja, ternyata tidak pernah begini-begini saja"
12 notes · View notes
hoshykitty · 6 months ago
Text
Tumblr media
"—'cause I swore no one can survive him. I didn't, for godsake. Damn it."
"Is that supposed to be a bad thing?"
It wasn't supposed to be a bad thing. It was a good thing that i didn't survived the kwon soonyoung. Fakta, fakta, fakta, dan seribu faktanya, aku lega bisa putus hubungan dari kwon soonyoung si ayam kampus. I could never survived him. Aku enggak akan pernah bisa menggantikan peran si pacar perempuan yang menanggung akibat breeding kink-nya. Walaupun, soonyoung menyelesaikan masalahnya dengan bijak (entahlah, apa menikah muda termasuk menyelesaikan masalah dengan bijak?) Aku dengar mereka cukup bahagia, bayi merubah segalanya sepertinya, aku enggak sempat lihat raut wajahnya seperti apa, karena, kasihannya, aku pacar terakhir sebelum istrinya waktu itu. They didn't invite me. Understandable. So i did him a favor, five years ago today, he didn't get the invitation of my wedding as well.
Tapi, sama seperti hubunganku dengan kwon soonyoung, i also didn't survived my ex husband (or is it the other way around?). Too much noises, screaming, crying, dan bayiku enggak bisa tidur nyenyak selama 3 bulan terakhir sebelum kami pisah ranjang dan mulai bicara melalui pengacara kami. Don't worry, the divorce went well. I married him for a reason, I love him for always be the man, the man, the simple man, a man full of responsibility. Hari ini giliran dia yang menjemput anak kami di daycare dan menghabiskan waktu bersama di akhir pekan, sementara aku menikmati festival kampus. Kampus yang sama di mana aku menghabiskan waktu masa mudaku dan kwon soonyoung.
Lana menggaruk tipis hidungnya, "katanya dia bawa anaknya?"
"Yang jebol itu?"
"Bayi, sih, jadi kayaknya bukan," jawabnya. "Anak keduanya? Ketiga? Keempat?"
"And he managed to looked that hot?" Aku menunjuk ke arah panggung, tempat dia dan dua orang teman band-nya manggung. "Not fair, lana. Pasti itu keponakannya."
"Masalahnya, urgensinya apa kalau dia segala bawa keponakannya manggung? Itu bayi, loh, mau keponakannya atau bukan, it's not wise to bring a baby in this crowded, loud place, a festival! Unless he don't have someone to look after his baby that is."
True. Mau pakai teori apapun juga sulit dibantah kalau kenyataannya kwon soonyoung membawa bayi kecil ke kerjaan manggung band-nya. Apa istrinya juga sibuk kerja? Apa nanti aku harus kasih tau dia tempat daycare yang bagus?
Singkat cerita, aku menggunakan privilege sebagai panitia dosen yang bertanggung jawab atas acara ini untuk mampir ke belakang panggung. Toh, aku juga yang sempat merekomendasikan alumni seperti soonyoung untuk masuk ke dalam line-up festival kami.
"Soonyoung!"
Responnya, "No way in hell?"
"I know."
Soonyoung tertawa renyah dan apa kata lana tadi? Baby in his arms. Telinga kecilnya dipakaikan pengedap suara yang bentukannya mirip headphone dan bibir kecilnya sedang menyedot botol susu. Aku tersenyum, "reminds me a lot when my baby just this small and i need to bring him everywhere."
Soonyoung balas senyum. "Sehat?"
Aku mengangguk, "sehat," balasku. "Thank you for coming. Tadi keren banget, sama kayak dulu."
"Tadi nonton?"
"Yep," aku mengangguk mengiyakan, "cool as ever."
Soonyoung mengenalkanku dengan dua teman band-nya yang barusan manggung dengannya, kepalaku mencoba mengingat-ingat dua juniorku yang bentuk wajahnya tertinggal di laci memoriku paling belakang, jadi aku bilang, they looked familiar, though, I'm sure I've seen them somewhere, soonyoung mendengus dan berkata dasar memori ikan. Tepat setelah itu, bayinya soonyoung mengeluarkan pup dahsyat.
"Sorry," katanya, di nursery room, di fakultas kedokteran. Dua bola mataku hanya terfokus memerhatikan tangan lihai soonyoung yang mengurus pup, pampers, bola kapas seperti seorang professional.
"She's a baby, what are you sorry for?"
"I know," gumamnya, "hari ini aku banyak repotin orang-orang."
"Gara-gara bayi?"
"Iya," soonyoung mengangkat dua kaki mini bayinya sebelum menempatkan pampers bersih di bawah bokong lembut bayinya. "Ibunya ada jadwal interview. She can't miss it."
"Jadi bener ini keponakan kamu?"
Kepalanya tertoleh kepadaku otomatis, binar matanya terkejut, "hah? She's mine," ujarnya, "my third child."
Ah, soonyoung sudah sampai di panggung yang itu, ya, he's a father of three children. Aku tiba-tiba pengen tertawa terbahak-bahak, tapi sepertinya enggak etis. Jadi, dengan penuh hormat, aku memujinya, "soonyoung, that's amazing."
"Punya tiga anak?"
Aku mau bertanya apa breeding kink-nya telah mengkhianatinya untuk ketiga kalinya, but i don't think it's appropriate, "I mean, i enjoyed the motherhood, but, like, i had one and went through hell. Kamu harus baik-baik sama istrimu."
"Kayaknya aku kurang baik sama dia jadinya kita cerai."
"Oh, fudge."
Dia mendengus, "Yeah, fudge."
"Gak nyangka aku ketemu lagi sama mantanku di situasi janda duda."
Atensinya terbelah lagi dari onesie harimau yang dia keluarkan dari tas bayinya, ke aku, "The fuc—dge?" soonyoung menyumpal pacifier ke mulut bayinya. "Are you fudging with me?"
Aku menunjukkan punggung tangan kananku, gave him a closer look on my empty ring finger, "we were supposed to celebrate the fifth year anniversary today."
Soonyoung menggelengkan kepalanya, almost giggling but for whatever reason, he zip it, "gila."
"That's my line?" ucapku, menatap dua pasang mata kecil yang mengedip-ngedip ke arah langit-langit ruangan. "How old is she?"
"Sepuluh bulan," jawab soonyoung. "Officially divorced when she was seven months old," jarinya menarik zipper onesie bayinya ke atas, lalu mengusap pipi gembulnya lembut, "we were trying to make everything alright, she was the part of the plan—she was the blue print actually."
"Oh, wow?"
"Iya, aku tahu kok, we shouldn’t have brought her to the world, that's what we thought," katanya pelan, "when we broke up, she was two weeks pregnant with my baby. Our parents is overjoyed, baby will fixed things they said, y'know, bring up the old flames or something."
"Don't worry, my parents said the same thing too," sepasang netra soonyoung bertemu dengan milikku, bibirnya terbuka sedikit seolah mau berkata oh jadi bukan aku aja, aku mengamini perkataannya, "mereka bilang, aku dan mantanku harus pergi honeymoon lagi, lalu punya anak kedua, and voila! Divorce is not on the table anymore."
"Lalu?"
"Lalu? Apanya yang lalu? Aku aja enggak sanggup lihat mukanya, gimana mau bikin anak sama dia?" tukasku, soonyoung meringis, "but that was not the case for you, isn't?"
Kami sama-sama menatap bayi sepuluh bulan yang sedang bermain sendiri dengan kaki mininya. Soonyoung mendesah berat, "obviously."
7 notes · View notes
tanyahati · 19 days ago
Text
Aku terlalu menganggap mu segalanya. Padahal bisa saja kamu adalah salah satu alasan mengapa lukaku kembali terbuka dan menjadi cidera baru yang sulit disembuhkan seperti semula. Namun aku masih saja bisa menerimamu dengan sukarela.
Aku seperti salah menempati ruang hati. Aku kira hanya ada aku didalamnya, ternyata masih ada dia yang selalu kamu pioritaskan. Lantas, kau anggap apa aku selama ini...?
Seringkali aku mencoba memahami egomu yang selalu menuntutku untuk sabar, Kau selalu meyakinkan aku bahwa apapun yang terjadi aku tetap bersamamu jangan takut aku tidak akan kemana mana, namun tidak dengan sikap yang kau tunjukan padaku. Bertolak belaka
Tolong jangan memanipulasiku ketika aku sudah benar-benar meyakinkanmu. Tidak lucu bukan, aku harus mengulang bab dimana aku pernah kehilangan seseorang dan rasa trauma yang dengan susah payah aku sembuhkan sendiri meski masih terasa nyeri.
Jika dihatimu masih ada rasa keterpaksaan, jangan jadikan aku untuk menjadi orang yang tidak punya arah tujuan. Tanpa kamu sadari, kamu telah menciptakan bait bait bab yang sama seperti mereka yang pernah kamu bilang " aku tidak seperti dia" tapi faktanya justru kamu lah orang yang paling parah menciptakan trauma itu dengan versimu.
Tumblr media
🦋🍁🍁☘
3 notes · View notes
mewangitenang · 7 months ago
Text
The Architecture of Love
Aku menepati janji nonton bersama di bioskop akhir tahun lalu dengan nonton di bioskop sendirian, kemarin. The Architecture of Love. Di bioskop yang kamu sebut sore itu, aku datang seorang diri untuk menepati janji yang tidak akan pernah ditepati oleh kamu.
Dengan momen ini, aku berjanji ke diriku sendiri untuk menutup semuanya. Mengakhiri segala tentang kamu dengan nonton film yang mengajarkanku untuk kembali percaya pada cinta. Keputusan menonton film yang tepat untuk momen yang tepat. Raia dan River mendorongku untuk berani jatuh cinta lagi, walau entah sama siapa.
Selepas kamu, aku tidak mencari siapa pun. Jika sebelumnya setiap kepergian aku rayakan dengan kehadiran orang baru, kali ini tidak. Aku lebih memilih sendirian. Saat denganmu kemarin aku berjanji ke diriku sendiri bahwa kamu adalah orang terakhir yang aku perjuangkan. Lagi, aku menepati janji. Selepas kamu, aku tidak mencoba menemukan siapa pun. Aku berhenti mencari. Aku tidak berupaya mengisi kekosongan, walau aku mencoba untuk melepas kesepian beberapa kali. Faktanya, aku hanya melepas kesepian sesaat tanpa mengisi kekosongan yang ada.
Sampai saat ini, aku memilih untuk tetap sendirian di usia yang tidak lagi mudah untuk jatuh cinta seperti remaja. Tapi, The Architecture of Love membuatku percaya bahwa cinta ada dan akan jatuh tidak pandang usia.
Aku juga sudah menepati janji untuk makan Bebek Kaleyo, janjimu kala itu yang aku tepati sendirian.
Dengan ini aku menyatakan, aku melepas semua omong kosong yang kamu berikan padaku selama ini. Semua omong kosong yang tidak ada harganya lagi menjadi sangat layak untuk aku buang dan lupakan.
Terima kasih.
- ca
13 notes · View notes
abubuaa · 7 months ago
Text
Tumblr media
Dalam letihnya mengukir kemenangan didalam Medan juang akan terdapat ujian yang membersamainya. Hal itu hadir sebagai penguat Azam dan tekad kita dijalan-Nya.
Tak luput pula jalan ini menjadi sepi, tak menarik, tak relevan, dan tak memberikan keuntungan bagi orang yang tergerus keikhlasannya dan tergoncang keimanannya.
Banyak pejuang Islam merasa putus asa, tersebab perjuangan mereka belum membuahkan hasil. Sebagian mereka telah puluhan tahun berjuang untuk menegakkan Syariat Islam, namun hasilnya tidak jelas.
Ada juga sebagian berjuang membangun ekonomi umat, namun faktanya ekonomi umat Muslim masih tergolong marginal. Ada juga yang berjuang membangun pendidikan Islam, tetapi sayang hasilnya hanya bisa dinikmati oleh keluarga keluarga yang mapan saja.
Ada yang siang-malamnya membangun dakwah, tetapi kerusakan moral di masyarakat khususnya dikalangan pemuda semakin parah. Tak lupa pula ada yang berjuang memperbaiki kondisi politik, tetapi malah terseret fitnah harta dan kekuasaan.
Dan ada beberapa perjuangan dengan hasil yang kurang menggembirakan lainnya.
Hasil mengecewakan dalam perjuangannl ini, membuat banyak pejuang Islam berguguran dari jalan dakwah. Mereka menarik diri dari kegiatan-kegiatan keislaman. Ada yang sudah tak peduli dengan urusan agama, ada yang menjadi penentang bahkan memusuhi Islam itu sendiri ataupun setidaknya mereka mempengaruhi pejuang-pejuang muda agar berhenti membela agama. Sungguh sangat memprihatinkan.
Kita yang dibesarkan oleh pemahaman yang tidak parsial, akan paham bahwa untuk mewujudkan kemenangan itu sudah pasti banyak proses dan lika-likunya. Dan hal itu berlaku dalam segala macam bentuk perjuangan, terutama perjuangan agama, cobaan dan tantangannya lebih berat lagi.
Seorang pejuang Islam mestilah memiliki keyakinan yang teguh, sebelum ia terjun perjuangan agama, sejak zaman para Nabi dan Rasulullah para pejuang selalu dihadapkan pada cobaan cobaan yang tidaklah ringan.
Tetapi bukankah begitulah ujian bagi seorang pejuang di jalan-Nya. Lantas apa yang menyebabkan keteguhanmu itu hancur?
Allah sendiri bilang dalam firman-Nya QS Al-Baqarah: 214 : "Apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) seperti yang terjadi pada orang-orang sebelum kalian? Mereka itu tertimpa bencana, kesengsaraan, dan diguncang (dengan bermacam cobaan) hingga Rasul dak orang-orang beriman yang bersamanya berkata : kapan datang pertolongan Allah ? Ketahuilah, bahkan pertolongan Allah itu sudah dekat."
Maka untuk yang masih bertahan, dengan segenap hati yang tulus berdoalah, berdoalah agar keteguhan mu tidak sedikitpun tergerus. Alquran mengajarkan doa yang indah dalam QS Al-Baqarah ayat 286 : " Wahai Rabb kami, janganlah Engkau menghukum kami, jika kami terlupa atau jatuh dari kesalahan. Wahai Rabb kami, janganlah Engkau memukulkan kepada kami beban berat seperti yang Engkau berikan kepada orang-orang sebelum kami (umat-umat terdahulu). Wahai Rabb kami, janganlah Engkau bebani kami dengan sesuatu yang kamu tak sanggup memukulnya. Ampunilah kami, Rahmatilah kami, Engkau adalah Pelindung kami, tolonglah kami menghadapi kaum yang kafir."
Wahai diri yang sedang terombang ambing dalam lautan ujian, kuatkan peganganmu pada tali Allah, terus teguhkan keyakinan untuk terus berada dijalanNya. Ramai ataupun sepi, terang ataupun redup, kokoh ataupun rapu jangan pernah berbalik arah ataupun pergi meninggalkan-Nya. Kau tak punya siapapun, kau hanya punya Allah, dalam hal ini kuatkan imanmu selalu. Allah akan terus bersamamu dan akan terus menolongmu tanpa engkau tau.
-Abubua
7 notes · View notes
duniasoputra · 8 months ago
Text
Salah-satu cara agar kau tidak merasa kehilangan atas sesuatu adalah dengan selalu menyadari bahwa (sejak awal) kau tidak pernah memiliki apapun atau siapapun.
Rasanya seperti, "bagaimana mungkin bisa kehilangan sesuatu yang bahkan (sejak awal) tidak pernah kau miliki?"
Terkadang rasa kepemilikan atas sesuatu bisa membuat diri jadi semakin angkuh dan tidak tahu diri.
Terkadang, sesuatu yang sudah ada didepan mata, belum tentu menjadi milikmu sepenuhnya.
Seperti halnya waktu itu. Ketika kau membeli dua minuman kesukaanmu. Tentu kau membelinya dengan uangmu sendiri, lantas kau meng-klaim bahwa minuman tersebut adalah milikmu. Tapi, apa yang terjadi? Salah-satu minumanmu terjatuh, tumpah, dan tidak sempat kau minum. Apa itu sudah jadi milikmu? Iya. Tapi, "bukan rezeki" katamu.
Sepasang manusia (lawan jenis) yang sudah lama berhubungan, belum tentu menjadi pasangan halal di masa depan. Baru dikatakan saling memiliki jika akad nikah telah dilaksanakan.
Pun manusia yang telah lama hidup di dunia ini, bukanlah milik dunia sepenuhnya. Maksudnya, kapanpun Tuhan mau, Dia pasti mengambilnya, bukan?
Maka dari itu, untuk tiap-tiap hal yang datang padamu. Untuk setiap orang atau apapun yang datang menghampirimu. Coba katakan ini:
"Ya Allah, saat ini aku mendapat hal yang sangat menyenangkan. Saat ini aku (memang) mendapat sesuatu yang kuinginkan. Tapi, aku sangat sadar, kapanpun, bagaimanapun Kau mau, Kau bisa mengambil semuanya. Barang ini, suatu hari nanti mungkin akan rusak atau hilang. Orang yang sedang bersamaku hari ini, juga bisa pergi meninggalkan. Setiap jiwa hidup yang kutemui, suatu saat pasti mati. Dan aku sangat sadar bahwa semua hal yang ada di dunia ini sifatnya sementara. Jika hal tersebut memang harus terjadi, terjadilah. Asalkan kau ridha, tak apa. Aku akan belajar untuk mengikhlaskan semuanya."
Bukankah kau telah menggaris bawahi kalimat Epictetus dibawah ini?
"Saat kamu mencium anakmu, atau istrimu, katakan pada dirimu sendiri bahwa kamu hanya mencium manusia, sehingga kamu tidak terganggu saat salah satu dari mereka meninggal dunia" – Epictetus
Terdengar agak sadis, tapi memang begitulah faktanya. Karenanya, kau harus selalu menyadari bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat fana. Dari yang tidak ada, menjadi ada. Dari yang ada, menjadi tiada.
Tak perlu terkejut dengan segala hal yang terjadi dalam hidupmu. Karena semuan berjalan sesuai dengan garis takdir yang telah ditentukan oleh Tuhanmu.
Hujan, 14 April 2024
7 notes · View notes
innnnna · 8 months ago
Text
Ternyata untuk menyampaikan apaa yang kita rasa selama ini dengan menggunakan bahasa paling sederhana dan dengan kehati-hatian menurut kita belum tentu orang tersebut dengan lapang perlahan menerima. Butuh waktu dan proses betul-betul.
Setelah semalam berbicara menyempatkan dengan orangtua, terkhusus ibu (semoga senantiasa Allah jaga dan mampukan ibu dalam kebaikan dan terus sama sama belajar ya buu🤍) entah dorongan apa tiba-tiba perbincangan kami semakin mengobrak abrik batin masing².
Maaf ibu, kalau mba harus jujur mengungkapkannya, karena jujur anak tengah ibu ini nampak makin lama makin sakit jika terlalu lama dipendam dan menumpuk. Yap, sakit, mulai pupus, menyerah dgn faktanya yg seperti itu. Kita sama sama saling olahrasa ya buk, lapanghati dan lapang pikiran sebelum nantinya anak tengah ibu ini dipinang seseorang (entah kapan wkwkw)
Jujur saya orang yang paling susah untuk menata kata-kata sederhana terhadap orang terdekat atau siapapun, karena itu bukan kebiasaan dan lingkungan semasa kanak-kanak tidak pernah mengajarkannya. Hanya bayang-bayang tuntutan, tekanan, dan ekspektasi.
Semakin jauh dan lama saya tinggal di perantauan membuat saya banyak belajar, bagaimana memahami karakteristik orang, memecahkan masalah, baik pribadi, keuangan , belajar, organisasi, dll ternyata ini pelajaran hidup yang tidak ada teorinya, namun berangkat dari pengalaman, nasehat-nasehat guru, kawan sahabat, dan berdiskusi dengan sejawat.
Selama bapak - ibu masih ada, sebisa mungkin kita ga menunda-nunda untuk bercengkrama, barang sebentar untuk sama sama melegakan antara kita. Karena kita tak pernah tau takdir akan membawanya kemana.
Refleksi –
Cairo, 29 Maret 2029
19 Ramadan 1445 H
9 notes · View notes
yayanurcahyati98 · 30 days ago
Text
Aku hanya ingin menyimpan nasihat guru ana disini tentang sesuatu hal yang berharga pada hari ini.
Beliau adalah guru sekaligus ayah,
Pada hari ini, beliau menyampaikan "Yaya, kamu harus tahu bahwa setiap hal yang kita fikirkan akan banyak hal yang berbeda dengan kenyataan" Masamu saat ini bukan lagi untuk mencari validasi, tapi memaksimalkan potensi ditempat yang kamu pijaki saat ini.
Kata beliau "setiap manajerial memang bisa dipelajari, setiap kepemimpinan bisa di latih.. Tapi saat mentality kita lebih didominasi dengan keburukannya (terkena mental) maka bersiaplah untuk menghancurkan semuanya.. Ada Tigal hal yang betul betul harus kita kendalikan tutur beliau: Identitas diri yang tidak boleh mudah di setir orang lain, Emosional yang harus di atur dan poin yang terakhir adalah Supra emosional yang harus senantiasa di kendalikan dan di stabilkan. Intelektual, kepemimpinan, asumsi, pendapat akan bergejolak tinggi tapi agar menghasilkan hal positif maka harus di seimbangkan dengan kebijaksanaan. "
Kebijaksanaan ini lah pembelajaran yang kita akan sulit di dapatkan jika kita tidak belajar dari kehidupan..
Tuturnya di akhir obrolan "ya, jadilah orang yang tangguh, luruskan kembali niat, kuatkan kembali i'tikad, rawatlah mental dengan baik !! Karena dalam kehidupan kamu akan menemukan ujian dari titik terlemah yang ada pada diri Yaya, Kalau saja ujian itu seperti pelajaran di sekolah yang dipelajari dulu baru di ujiankan maka kemungkinan besarnya akan banyak orang yang mudah untuk melewati.. Tapi faktanya dalam hidup kamu di uji dulu baru mendapat pelajaran.. Yaya harus jaga diri !"
Kuningan, 28 Oktober 2024
Yaya Nurcahyati
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA
2 notes · View notes
anglmonca · 2 months ago
Text
Apakah Benar Bayam Jadi Beracun Jika Dipanaskan?
Sayur bayam merupakan salah satu sayuran favorit orang Indonesia. Dalam bayam terkandung banyak serat dan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh, seperti zat besi, fosfor, asam folat, dan kalsium. Namun, mungkin Anda harus hati-hati dalam mengolah bayam. Banyak orang mengatakan bahwa sayur bayam tidak boleh dipanaskan lagi. Memanaskan bayam berkali-kali dapat menimbulkan racun saat dimakan, katanya. Tapi, apakah ini benar?
Sayur bayam mengandung senyawa nitrat
Bayam merupakan salah satu sayuran yang mengandung nitrat tinggi. Kandungan nitrat ini didapatkan bayam dari air, pupuk, tanah, dan udara yang digunakan tanaman bayam untuk hidup. Jumlah kandungan nitrat dalam sayuran tertentu bergantung pada kondisi tanah, banyaknya pupuk yang digunakan, dan kematangan tanaman.
Nitrat dari bayam kemudian masuk ke tubuh Anda saat dikonsumsi. Nitrat sendiri sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh. Justru, nitrat dapat memberi efek positif pada tubuh, seperti dapat melemaskan pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Namun, nitrat dalam tubuh kemudian diubah menjadi nitrit yang berbahaya.
Nitrit dapat bereaksi dengan senyawa lain dalam tubuh dan membentuk karsinogen (senyawa penyebab kanker). Beberapa penelitian pun menunjukkan bahwa asupan nitrit yang tinggi berhubungan (walaupun tidak langsung) dengan risiko kanker tertentu.
Hal inilah yang membuat banyak orang takut jika memanaskan sayur bayam berkali-kali maka dapat menyebabkan kanker. Banyak orang beranggapan bahwa memanaskan bayam berkali-kali dapat meningkatkan kadar nitrat yang diubah menjadi nitrit sehingga meningkatkan risiko kanker. Namun, sebenarnya tidak begitu.
Apakah boleh memanaskan bayam?
Memanaskan bayam berkali-kali sebenarnya tidak berbahaya asal dilakukan dengan benar, tidak terlalu lama, dan tidak pada suhu yang sangat tinggi. Bayam yang dipanaskan dalam waktu singkat dan pada suhu rendah saja sebenarnya sudah cukup bisa Anda nikmati. Hal ini juga membantu menjaga agar tidak banyak kandungan nutrisi dari bayam yang hilang saat dipanaskan.
Saat Anda merebus atau memanaskan bayam kembali sebenarnya kandungan nitrat dalam bayam ikut menghilang atau menguap karena panas. Sehingga, kandungan nitrat pada bayam akan menjadi lebih sedikit dan tidak berbahaya bagi tubuh Anda saat diubah menjadi nitrit.
Lagipula, kandungan nitrat pada sayuran yang Anda makan sebenarnya masih dalam jumlah normal yang tubuh Anda bisa diterima. Sehingga, Anda tidak perlu khawatir jika Anda ingin makan banyak sayuran atau jika Anda ingin memanaskan sayuran Anda kembali.
Namun, bayi mungkin akan lebih rentan terhadap nitrat karena sistem pencernaan bayi belum matang. Sehingga, disarankan agar bayi tidak diberi sayuran yang mengandung nitrat tinggi (seperti bayam) dalam jumlah yang berlebihan, 1-2 sendok makan bayam saja sudah cukup untuk bayi per kali makan.
Namun, tetap tidak baik memanaskan bayam berkali-kali
Faktanya, memanaskan makanan apapun sampai berkali-kali dapat menghilangkan zat gizi yang terkandung dalam makanan tersebut, termasuk bayam. Hal ini membuat Anda sia-sia mengonsumsi bayam karena tidak mendapatkan nutrisinya.
Banyak zat gizi, seperti vitamin dan mineral, dalam sayuran tidak tahan dengan panas, sehingga bisa hilang jika terus terkena panas. Selain itu, panas juga dapat mengubah struktur kimia dalam bahan makanan sehingga membuat makanan menjadi sulit dicerna oleh tubuh (untuk beberapa makanan tertentu).
6 notes · View notes
milaalkhansah · 5 months ago
Text
Perjalanan seumur hidup
Proses menyembuhkan diri adalah proses yang mungkin akan aku lakukan seumur hidup.
Pemikiran itu yang selalu muncul di otakku, saat bayang-bayang apa yang pernah terjadi di masa lalu tiba-tiba terlintas tanpa sebab atau pemicu. Aku mungkin bisa mengaku bahwa aku sudah lupa. Tapi otak dan perasaanku tentu punya tempatnya sendiri untuk menyimpan dengan baik segala memori yang menolak untuk aku ingat kembali. Segala perasaan marah, berduka, jijik, dan juga malu adalah semua jenis perasaan yang awalnya kupikir telah aku terima. Namun faktanya, saat perasaan-perasaan itu datang lagi, pemikiran bahwa aku adalah orang yang paling tidak layak datang kembali.
"Apakah bayangan yang tiba-tiba teringat tanpa sebuah sebab atau pemicu akan apa yang pernah terjadi di masa lalu adalah salah satu tanda bahwa aku masih belum bisa ikhlas menerima itu semua? tanyaku pada psikolog.
"Sebenarnya itu wajar ya, karena kan manusia tidak bisa melupakan sesuatu yang sudah terjadi. Jadi yang terpenting, walaupun terflashback tidak teralu menganggu seperti di awal kejadian buruknya," jawabnya.
Manusia tidak bisa melupakan sesuatu yang sudah terjadi.
Ternyata apa yang selama ini aku coba lakukan adalah sesuatu yang tidak mungkin bisa aku lakukan. Jadi sekarang, alih-alih mencoba melupakan, saat bayang-bayang itu kembali hadir, aku mencoba untuk menerima, merangkulnya, dan menyadari bahwa bagaimana pun buruknya hal tersebut, itu semua sudah berlalu. Aku sudah tidak lagi 'tinggal' di sana. Aku sudah tidak lagi berada di masa lalu.
Proses menyembuhkan diri adalah perjalanan yang naik dan turun. Itu yang aku rasakan selama ini. Karena kadang ada hari di mana aku hanya ingin berkubang dalam kesedihan dan perasaan ingin melenyapkan diri sangat kuat mencengkram. Namun pada saat-saat itu, aku berusaha untuk tidak menolak itu semua. Aku berusaha untuk mengakui bahwa pada saat itu aku memang lagi merasakan perasaan itu. Aku hanya ingin mengatakan kepada diriku sendiri bahwa ia boleh merasakan apa pun yang sedang ia rasakan. Sebab bagaimana pun buruknya perasaan itu, aku selalu ada di sini. Dan semua perasaan itu hanya sebentar. Tidak akan ada yang menetap selamanya.
Saat ini aku masih berusaha untuk mencari hal-hal sederhana yang bisa menjadi alasan aku pengen hidup lebih lama. Seperti; aku belum membawa mama ke salon, aku belum melihat adik-adikku menggapai impian mereka, aku belum mencoba kedai es krim di kotaku, atau aku belum membawa kucingku jalan-jalan ke taman.
Melalui keinginan-keinginan sederhana itu, aku mencoba percaya, bahwa bagaimanapun sulitnya hidup yang kujalani saat ini aku masih selalu punya alasan untuk berbahagia.
Aku masih punya alasan untuk hidup lebih lama.
09.48 di Minggu yang kelabu
7 notes · View notes
agaigitaga · 5 months ago
Text
Idul Adha: Merayakan Pengorbanan Nabi Ibrahim, Melupakan Siti Hajar?
"Seperti apa sih kalian dalam memaknai Idul Adha?"
Perayaan Idul Adha selalu identik dengan kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan penyembelihan Nabi Ismail AS dalam menjalankan perintah Allah SWT. Namun, ada satu aspek penting yang sering kali terabaikan dalam pemaknaan Idul Adha, yaitu peran sentral seorang perempuan hebat, Siti Hajar RA.
Kenapa kisah Siti Hajar RA menjadi satu aspek penting dalam pemaknaan ulang narasi Idul Adha di era sekarang?
Idul Adha juga lahir dari pengorbanan dan keteguhan iman seorang perempuan budak berkulit hitam sekaligus selir. Bahkan, pengorbanannya diabadikan dalam rukun haji dan umroh melalui peristiwa Sa’i. Peristiwa rhomyul jumroh, juga yang merupakah wajib haji pelaku subyeknya yaitu Siti Hajar ra. Kita bisa pahami bahkan rukun islam ke 5 kewajiban berhaji terdapat subyek perempuan yang sangat kuat dan sentral perannya
Kisah Idul Adha yang sering kita dengar hanya mengetengahkan keimanan dan tindakan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS. Faktanya, tidak semua Muslim merasakan keterikatan dengan cerita perintah penyembelihan Ismail AS yang menegasikan pengalaman perempuan dan kaum marjinal lainnya. Bagi banyak perempuan kulit hitam dengan genealogi sosial, politik, dan budaya yang berakar di sejarah praktek perbudakan, serta bagi perempuan yang berperan sebagai orang tua tunggal sekaligus tulang punggung keluarga, kisah pengorbanan, keteguhan, dan keimanan Siti Hajar RA dalam menghadapi prahara di keluarga Ibrahim AS bisa jadi jauh lebih bermakna daripada cerita Ibrahim AS yang hampir menyembelih putranya, Ismail AS.
Contoh nya :
Pekerja Perempuan: Harus memenuhi tuntutan untuk menghidupi keluarganya sekaligus mengurus tugas rumah tangga.
Perempuan sebagai Tulang Punggung Keluarga: Berperan sebagai orang tua tunggal dan menjadi tulang punggung keluarga.
Korban Kekerasan Seksual: Menjadi target sanksi sosial dalam masyarakat.
Semua ini merupakan perwujudan dari pengorbanan-pengorbanan tak nampak yang dibayarkan di altar patriarki sejak zaman Ibrahim AS.
Paradigma industrialisasi pernikahan Islamis di Indonesia sering kali meromantisasi gambaran keluarga kecil Muslim antara suami-istri, yang mengalienasikan perempuan dari kelompok rentan dan marjinal. Ekspresi kesalihan yang diwujudkan dalam ketaatan absolut istri terhadap suami, pembagian peran berbasis gender di mana istri diharapkan untuk berada di ruang domestik saja, serta kegiatan konsumtif terhadap produk-produk ‘syar’i’ tidak membuka ruang bagi keluarga-keluarga Muslim dengan ibu sebagai orang tua tunggal ataupun ibu yang harus bekerja di luar rumah.
Oleh karena itu,menurut geu penting bagi khutbah-khutbah sholat Idul Adha untuk membahas "Makna Haji & Idul Adha" dengan menyertakan lensa perjuangan Siti Hajar RA yang perannya sangat sentral dalam peristiwa haji dan udhiyah qurban. Dengan demikian, kita juga bisa belajar bahwa tradisi-tradisi dalam Islam tidak luput dari perjuangan seorang perempuan. Sebagai Muslim, kita perlu memahami bahwa Idul Adha tidak hanya tentang pengorbanan seorang ayah yang diperintahkan untuk menyembelih putra kandungnya, tetapi juga tentang pesan kesetaraan. Kisah seorang perempuan budak kulit hitam yang diasingkan bersama putranya ke padang pasir tandus oleh keluarga tuannya adalah juga seorang perempuan yang perjuangannya untuk bertahan hidup dilestarikan menjadi salah satu ritual haji yang dilakukan oleh jutaan orang setiap tahunnya. Perempuan yang namanya tak pernah disebut dalam Al-Qur’an itu, juga satu-satunya perempuan yang dikuburkan di samping Ka’bah.
Wallahu'alam biswab
6 notes · View notes